Guru, apa sih yang terlintas di pikiran kamu-kamu kalau mendengar kata tersebut? Mungkin terlintas sosok seorang pengajar yang selalu memberikan ilmunya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Tapi tahu gak sih kamu-kamu kalau kehidupan guru tuh gak selalu berbanding lurus loh sama jasa-jasanya, contoh ada guru yang tempat tinggalnya amat sangat jauh dari sekolah tempat ia mengajar, tapi pihak sekolah tidak memberikan kendaraan operasional kepada guru tersebut bahkan gajinya pun tak seberapa dibanding yang beliau berikan kepada kita. Jadi kita seharusnya lebih menghargai ketika guru sedang mengajar dengan serius memperhatikan, tidak mengobrol dengan teman, tiduran di meja atau bahkan membolos. pada saat kita melakukan hal seperti itu hati beliau terasa tersayat, perih sekali tetapi coba untuk di tahan agar tak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Guru tak mengharapkan apapun dari kalian, pada saat kalian sudah sukses nanti itu sudah merupakan salah satu hal yg membuat beliau bahagia, karena yang selama ini ia ajarkan kepada kita tak sia-sia . Sesungguhnya segala sesuatu yang ia ajarkan kepada kita pastilah berguna untuk kehidupan kita yang akan datang.
1. sebagai salah satu komponen sentral dalam sistem pendidikan,
2. sebagai tenaga pengajar sekaligus pendidik dalam suatu instansi pendidikan ( sekolah maupun kelas
bimbingan ),
3. penentu mutu hasil pendidikan dengan mencetak peserta didik yang benar-benar menjadi manusia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman & bertaqwa kepada Allah SWT, percaya diri, disiplin, dan
bertanggung jawab,
4. sebagai faktor kunci, mengandung arti bahwa semua kebijakan, rencan inovasi, dan gagasan
pendidikan yang ditetapkan guna mewujudkan perubahan sistem pendidikan, dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan,
5. sebagai pendukung serta pembimbing peserta didik sebagai generasi yang akan meneruskan estafet
pejuang bangsa untuk mengisi kemerdekaan dalam kancah pembangunan nasional serta dalam
penyesuaian perkembangan jaman dan teknologi yang semakin spektakuler,
6. sebagai pelayan kemanusiaan di lingkungan masyarakat,
7. sebagai pemonitor praktek profesi.
sumber:blogdetik.com
Kisah seorang guru di SMP saya dulu sekolah. Ada seorang guru pengajar Fisika yg kesekolah menggunakan sepeda terkadang malah bejalan kaki sedangkan guru-guru yang lain telah menggunakan sepeda motor bahkan mobil, Guru tersebut tidak malu ataupun minder dengan keadaannya yang bisa di bilang sederhana, bahkan murid-murid banyak yang takjub dengan kesederhanaan beliau. dalam mengajarkan pelajaran pun sangat mengasikan, penuh interaksi dan di ilustrasikan seperti yg kita lihat di kehidupan sehari-hari. Ketika saya SMA beliau jatuh sakit dan betapa terkejutnya saya pada saat menjenguknya banyak sekali yg datang menjenguk beliau, dari angkatan yg terdahulu sampai yg masih di ajarkannya. Beginilah kisah guru yang terbaik yang banyak di senangi oleh murid-murid kalu tidak mana ada yang mau repot-repot untuk sekedar melihat kondisi beliau. Berarti banyak yg menyenangi guru tersebut bahkan saya pun telah menganggap beliau seperti orang tua saya sendiri
Masyarakat Indonesia, masih belum mengapresiasi guru dengan baik. Padahal, apresiasi ini bukan hanya soal tunjangan atau gaji saja, tetapi apresiasi terhadap komponen pengembangan guru. Dengan kita mengapresiasi guru, itu berarti juga kita mengapresiasi masa depan bangsa
Pembelajaran pendidikan di Indonesia masih amat kurang. Dalam pendidikan dasar misalnya, materi pendidikan yang disampaikan masih berorientasi menjadikan anak-anak Indonesia sebagai anak urban. Efeknya, materi yang disampaikan nyaris seragam dan menjenuhkan. Dalam pembelajaran, guru seharusnya dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang kreatif dan berbeda, menyesuaikan dengan beragamnya anak Indonesia.
Gedung sekolah pun kurang di perhatikan oleh pemerintah, banyak bangunan yang sudah sangat tua dan tidak di renovasi, akhirnya banyak yang ambruk. Apakah perlu menunggu ambruk dulu baru akan di betulkan, entahlah.
Spp bulanan pun tak kalah mengecewakan, biaya sangat mahal seakan-akan memeras orang tua siswa. Jangan heran bila menjelang ujian, murid yang menunggak sering di tagih spp, yang mempermalukan adalah sewaktu menagih uang spp guru yang bertugas menagih tersebut, menyebut nama siswa yang belum melunasi pembayaran spp di depan teman-teman lainnya, hal ini menurut saya membuat si siswa menjadi minder kepada teman-teman lainnya. Seharusnya guru disini memanggil siswa yang bersangkutan untuk menghadap dan di beritahukan secara satu persatu perihal pelunasan spp, bukan mengumumkannya. Orang tua sebenarnya yang bertanggung jawab soal spp bulanan, tapi siswa yang menjadi tumbal. Orang tua pun berusaha untuk mencari biaya agar dapat melunasi spp tersebut, bukan ingin melarikan diri atau pura-pura tidak tahu. Guru seharusnya lebih memahami permasalahan ini.
Study tour atau lebih tepatnya jalan-jalan sambil belajar kali yaa hehe , biaya untuk study tour pun tak kalah mencekik orang tua murid. Seharusnya siswa di berikan buku tabungan agar menabung untuk digunakan keperluan yang memiliki biaya besar seperti studytour, perpisahan, dan lain-lain
Kedisiplinan guru pun tak sejalan dengan dengan yanng di ajarkan kepada murid. Jika murid terlambat langsung di hukum namun bila guru yang telat tidak di apa-apakan , mestinya guru pun di berikan sanksi jika melakukan kesalahan .
Jadi pemerintah disini tepatnya sekolah seharusnya lebih memperhatikan kemampuan murid, kehidupan guru dari segala aspek. dengan begitu pendidikan di indonesia ini akan menjadi berkualitas dan menghasilkan orang-orang yang berkualitas pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar